Oleh I Wayan Sudarma
PENDAHULUAN
Aktivitas keagamaan yang terjadi dewasa ini semakin semarak dan bergairah dari kalangan usia muda yang datang ke Pura untuk melakukan Puja. Kalau kita lihat dewasa ini, upacara ritual keagamaan sangat megah. Upacara megah tersebut belumlah bisa dipakai ukuran bahwa kita telah melaksanakan ajaran agama dengan baik. Kita perlu menyelaraskan perimbangan pelaksanaan tiga kerangka agama Hindu agar umat menjadi semakin kuat dan penuh sraddhanya. Karena kalau hanya menekankan pada ritual tanpa disertai pemahaman tattwa dan susila semuanya terasa bak takhyul saja, maka inilah tantangan Hindu ke depan.
Upacara Agnihotra adalah upacara berdasarkan Veda, upacara ini perlu mendapat perhatian untuk dijadikan sebagai pendamping atau sebagai alternatif di dalam menyempurnakan persembahan atau pelaksanaan upacara yajna. Kalau dilihat sejarah di Bali, Agnihotra yang sering disebut Homa Yajna telah datang dan dilaksanakan di Bali bersamaan dengan masuknya agama Hindu di Bali.
Oleh karena itu, ketika upacara Agnihotra mulai berkebang dan hidup lagi, maka tidaklah patut dicurigai, bahwa ia hadir sebagai aliran atau upacara yang asal atau sumbernya tidak jelas. Perkembangan suatu ritual agama yang berdasarkan kitab suci membantu memperkuat agama itu sendiri dan memperbesar keyakinan dan ketaatan pelaksanaan ajaran agamanya. jadi pengembangan Agnihotra kedepan sepenuhnya terserah pada umat untuk memilihnya. Kebebasan ini tercermin dalam Bhagavadgita dengan menyebutkan “jalan apapun yang kau tempuh akan aku karunai”
Seperti dalam petikan kisah Ramayana, di mana pada tampilan awalnya selalu muncul upacara Agnihotra yang dilakukan oleh para “pertapa”, guru-guru suci, rsi-rsi di pertapaannya. Jadi jelas bahwa upacara tersebut memanglah sebuah upacara tua menurut Veda yang sampai saat masih banyak dilakukan di India. Upacara ini berlaku secara universal, karena dilakukan di upacara-upacara keagamaan secara umum.
PENGERTIAN AGNIHOTRA
Agnihotra berasal dari kata Sansekerta dimana terdiri dari dua kata yaitu Agni dan Hotra. Agni adalah api dan Hotra adalah persembahyangan atau melakukan persembahan. Jadi agnihotra adalah sebuah ritual atau bentuk upacara persembahan. Secara umum semua yajna dalam Veda mempunyai arti sama yaitu Agnihotra. Sebab pengertian yajna dalam Veda adalah persembahan yang dituangkan ke dalam api suci. Api suci yang dimaksud adalah api yang dihidupkan dan dikobarkan dalam kunda. Kunda adalah lambang pengorbanan. Mengapa persembahan dimasukkan dalam api, hal ini disebutkan dalam Purana, bahwa Dewa Agni (disimbulkan dengan api) adalah lidahnya Tuhan. Sehingga maknanya adalah jika persembahan disampaikan melalui lidah Tuhan, maka persembahan tidak akan nyasar ketempat lain.
Ini disebutkan dalam petikan mantra Reg Veda I.1.1
Agnimile Purohitam, yajnasya devam rtvijam
Hotaram ratnadhatanam
Arti :
“oh deva Agni, Engkau sebagai Pendeta Utama, dewa pelaksana upacara yajna, kami memuja-Mu, Engkau pemberi Anugrah berupa kekayaan yang utama”
Maknanya adalah bahwa dewa Agni berfungsi dan bertugas sebagai Purohita (Pendeta Utama), maka dapat disimpulkan bahwa tanpa dewa Agni berarti semua upacara persembahan akan sia-sia belaka. Kalau dikaitkan dengan yajna di jaman sekarang tidak akan lepas dari api itu sendiri.
YANG MELAKUKAN PERSEMBAHAN
Disebutkan dalam Kitab Satapathabrahamana : “Mereka (Tuhan) mengatakan siapa yang melakukan pemujaan kepada Beliau, para Brahmana yang mempersembahkan kepada Beliau. Lalu apa yang diberikan, yang diberikan adalah persembahan Agnihotra dan yang ditinggalkan dalam sendok besar adalah sisa (ucchista) dari Agnihotra. Yang tersisa dalam mangkok adalah beras yang dituangkan dari wadahnya.
JENIS – JENIS AGNI
Ada beberapa Jenis Agni, yaitu :
1. Ahavaniya Agni ; yaitu api suci untuk memasak makanan
2. Grhapatya Agni ; yaitu api upacara perkawinan untuk menjaga kesucian perkawinan
3. Cita Agni; yaitu api suci untuk membakar mayat
FUNGSI AGNIHOTRA
Pada hakekatnya Agnihotra adalah upacara multifungsi. Secara garis besar kehidupan manusia dibagi menjadi dua yaitu :
a. kewajiban; yaitu berupa perintah Tuhan yang harus dilaksanakan oleh umatnya
b. tindakan yang dilakukan berdasarkan untuk pemenuhan kebutuhan/keinginan
Demikian pula upacara Agnihotra dilakukan untuk :
1. Nitya Karma (sebagai kewajiban)
Nitya karma adalah sebuah kewajiban yang harus dilakukan seseorang sebagai penganut Hindu. Dari kewajiban ini dapat diketahui bahwa semua tugas mulia tersebut berguna untuk membersihkan diri dan selalu melakukan pencerahan hidup. Ada enam hal penting yang menjadi tugas pokok yang harus dilakukan sebagai pelaksanaan Nitya Karma, yaitu :
a. Dewa Puja
b. Melaksanakan Homa dan Belajar sastra Agama
c. Melayani Orang Tua
d. Memberi pelayanan kepada binatang, orang miskin dan orang tak punya
e. Melayani Guru, Athiti
f. Meditasi
2. Naimitika Karma/Kamya Karma (sebagai bentuk keinginan pada kebaikan)
Naimitika Krma atau sering disebut Kamya Karma adalah suatu kegiatan yang dilakukan berdasarkan keinginan.
3. Mencapai Pembebasan
Disebutkan dalam Aitraiyabrahmana, 5,31,2 bahwa jika dia melakukan persembahan sebelum matahari terbit, ini seperti memberikan pada seseorang seekor gajah, ketika tangannya tidak menjulur keluar. Tetapi jika mempersembahkan setelah matahari terbit, ini seperti memberikan sesuatu pada seseorang seekor gajah setelah ia menjulurkan tangannya. Oleh karean itu, harus dilakukan pada saat matahari terbit yang akan membawanya pada Surga.
4. Penebusan Dosa
Disebutkan dalam Satapathabrahamana 2.3.1.6 bahwa seperti seekor ular bisa bebas dari kulitnya, demikian pula ia membebaskan dirinya dari kejahatan malam hari, demikian pula halnya yang mengetahui dengan melakukan persembahan Agnihotra ia akan bebas dari kejahatan. Penjelasan tentang pembebasan dari kejahatan dan dosa dapat dilakukan dengan melaksanakan agnihotra pada saat matahari terbenam. Ini disebutkan dalam kitab-kitab suci Jaiminiyabrahmana I.8;I.9-10 dan masih banyak kitab lainnya.
5. Homa Therapy
Homa Therapy berarti penyembuhan. Ini ditimbulkan karena efek pelaksanaan Homa di udara. Methodenya adalah harmonisasi putaran energi yang sederhana dari planet. Seorang ahli menjelaskan bahwa reaksi kimia yang terjadi ketika pyramid api Agnihotra membakar semuanya. Yang terpenting adalah radiasinya, kita tahu aspek kimia dari api dimana bagian akhirnya didapatkan H2O, CO2 dan CO. Kemudian ada sinar dan sinar infra merah. Ini adalah pemandangan klasik. Jika dilihat struktur yang lebih halus dari api, maka didapatkan lompatan-lompatan electron dari satu atom pada atom lainnya (seperti sinar dari lampu) dan ini merupakan emisi pada level yang sangat halus dengan serangan tiba-tiba yang kuat seperti teori quantum modern.
WAKTU YANG TEPAT MELAKSANAKAN AGNIHOTRA
Waktu pelaksanaan agnihotra yang baik sangat tergantung pada jenis upacara agnihotra yang dilaksanakan, yaitu :
1. Waktu untuk Nitya Karma
Pelaksanaannya ditentukan oleh keberadaan matahari yaitu matahari terbit atau terbenam. Seperti disebutkan dalam beberapa kitab suci, yaitu :
a. Kitab Katakasamhita;6,5;54-4 disebutkan “ dia hendaknya melaksanakan agnihotra di sore hari ketika saat matahari terbenam, pagi hari ketika matahari belum terbit”
b. Maitrayanisamhita I.8,7 ; 129-9 disebutkan “agnihotra hendaknya dilaksanakan pada saat malam tiba dan pagi hari setelah matahari terlihat bersinar terang”
2. Waktu untuk Naimitika Karma
Waktu pelaksanaan agnihotra dalam rangka Naimitika Karma sedikit berbeda dengan waktu sandhya agnihotra atau Nitya Karma. Pada Kamya atau Naimitika Karma, agnihotra dilaksanakan sesuai dengan waktu yang dipilih oleh Yajamana dan Purohita.
CARA KERJA AGNIHOTRA
Prinsip keseimbangan sangat dominant dalam kerja Agnihotra. Seperti proses terjadinya hujan, dimana Air laut menguap karena panas matahari, membentuk awan tebal, terbawa angin kearah pegunungan, karena dingina membentuk titik-titik air, jatuh menjadi hujan, memberikan kesuburan kepada hutan. Air hujan meresap dan disimpan oleh lapisan hutan, mengalir mengikuti aliran sungai dan berakhir di samudra. Siklus ini terulang terus, tiada henti. Dengan adanya hujan ini maka kelangsungan hidup semua mahluk hidup menjadi terjaga. Demikian juga kerja agnihotra dengan menyalakan api suci, dimana persembahan utama ghee, biji-bijian, dan bunga-bungaan, semua keharuman ini terbawa oleh asap yang bergabung bersama awan, kemudian menjatuhkan hujan. Hujan mendatangkan kesuburan, kesuburan ini dinikmati umat manusia dalam menjalani hidupnya di dunia.
Pernyataan ini termuat disebutkan dalam Atharvaveda VIII.107.1
ava divas tarayanti, sapta suryasya rasmayah
apah samudriya dharah
Arti :
”tujuh sinar matahari, mengangkat uap air dari samudra naik ke langit dan semuanya itu menyebabkan turunnya hujan”
YAJAMANA
Kitab Baaudhayanasratasutra;3.5.13 menyebutkan ”aham yajamano ma risam” artinya ”persembahan yajamana akan dilaksanakan oleh pendeta”. Awalnya, Agnihotra yang sederhana dilaksanakan oleh yajamana pada api sucinya sendiri, bisa dibandingkan dengan yang dilaksanakan di rumah-rumah dimana penjabarannya berdasarkan Srauta Agnihotra, tetapi untuk kelanjutan bentuk yang lebih lama dari ritual api suci.
YAJNA SEBAGAI PUSAT ALAM SEMESTA
Yajna dikatakan sebagai suatu sarana untuk mengembangkan sesuatu dari ketidakberaturan menjadi teratur. Teratur ini dimaksudkan ada suatu patokan atau titik tolak yang dapat digunakan dalam pelaksanaannya. Oleh karena Yajna merupakan sumber aturan dan efisiensi, maka hal ini diagungkan sebagai ”Pusar Alam semesta” seperti disebutkan dalam Regveda I.164.35
Iyam vedih paro antah prthivya ayam yajno bhuvanasya nabhih, ayam somo Vrishno asvasya reto brahmayam vacah paramam
Arti :
”Altar (kunda pemujaan) adalah tempat tertinggi di bumi, tempat yajna (kunda) adalah putsat alam semesta. Persembahan berupa daun-daun atau rerumputan akan menyuburkan bumi dengan jatuhnya hujan secara teratur, Oh Tuhan, Engkau adalah Mahakuasa dan tersuci diantara semuanya”
Makna sloka ini, dimana ada satu kalimat ”yajno bhuvanasya nabhih” artinya ”dimana ada pusat, disana ada bundaran (mandala) yang mengelilinginya. Pusat budnaran membentuk bagian integral dari lingkaran yang sama, dan masing-masing menjadi yang lain. ”bhuvanasya nabhih” = ”pusat alam semesta” adalah diskripsi dan sekaligus definisi yajna dalam segala bentuk manifestasi. Sedangkan satya merupakan prinsip utama yang memungkinkan beroperasinya kekuatan-kekuatan menghadapi ketidakbenaran atau kekacauan. Yajna adalah pernyataan tentang deva atau prinsip sattvik menghadapi asura-asura atau kekuatan-kekuatan yang negatif.
DUDUK MELINGKAR, MENGELILINGI KUNDA
Dari penjelasn di atas, maka bentuk pelaksanaan agnihotra, pemimpin upacara, yajamana, serta peserta lainnya duduk mengelilingi kunda, sebagai pusat alam semesta. Kunda pemujaan adalah tempat tertinggi dan pusat alam semesta. Sedangkan pendeta, yajamana dan peserta lainnya duduk sejajar di tanah, menyimbolkan persamaan kedudukan di mata Tuhan. Sebab, bekal manusia setelah meninggal hanyalah karma sewaktu hidupnya atau karma yang tersisa dari kehidupan masa lalu.
Dijelaskan dalam Regveda I.1.4, mengapa peserta agnihotra duduk melingkar mengelilingi kunda atau Vedi
Agneyam yajnam advaram, visvatah pariburasi sa
Id devesu gacchati
Arti
Dengan persembahan tanpa himsa, persembahan dilakukan dari segala arah, semoga sampai kepada para deva-deva
Makna persembahan dilakukan dari segala arah, menunjukkan bahwa kunda menjadi pusat persembahan, karena pusat alam semesta ada pada api suci. Hal ini tentu saja berbeda dengan pola pemujaan yang mengambil Purana sebagai sumber. Karena adanya lingga atau di Bali lingga diletakkan di pelinggih, sehingga pemujaan dilakukan menghadap pelinggih. Perbedaan ini muncul ketika pemujaan berpusat pada api suci pada Agnihotra.
Dalam perkembangannya maka sang yajamana dengan tulus mempersembahkan persembahan kepada deva-deva dan selalu mencari persahabatan kepada deva-deva, ini akan meningkatkan kemuliaan hati dan pribadi sang yajamana, maka dengan mantra permohonan atau doa berikut sang yajamana menyatakan ketulusikhlasan dalam beryajna. Seperti disebutkan dalam Regveda I.89.2 tentang hubungan atau korelasi yang dilakukan yajamana dengan para deva;
Devanam bhadra sumatir rijuyatam devanam ratir abhi no ni vartatam, devanam sakhyam upa sedima vayam deva na ayuh pra tirantu jivase
Arti :
Semoga Tuhan yang Mahabijaksana selalu melindungi kami. Kami dengan tulus ikhlas telah membina hubungan yang intim dengan pada deva dan mudah-mudahan para deva memperpanjang hidup kami sehingga dapat hidup selamanya
Disini jelas sekali harapan tersebut ditumpukkan pada para deva, terutama dalam timbulnya keingina untuk hidup lama, kekayaan, kemakmuran dan bentuk keunggulan lain yang kiranya dapat diraih. Tentu semua ini bermanfaat jika semua anugerah tersebut dapat digunakan untuk tujuan kebaikan dan akan menjadi bumerang jika digunakan untuk ketidakbaikan.
Seperti biasa, setealah upacara Agnihotra berakhir disertai pula dengan ”Nagarasankirtana”, kalau dibali disebut ”Purwa Daksina”. Dimana berjalan mengelilingi pusat yajna dari arah Timur ke Selatan dengan mengucapkan Bumi Sukta atau Prthivi Sukta, Purusa Sukta dan Nasadiya Sukta. Sukta ini sering ini juga diganti dengan Maha Mantra atau bhajan atau kirtan atau dengan ista dewata tertentu untuk ikut serta hadir dan menganugerahkan rahmatnya kepada sang yajamana.
KESIMPULAN
Dari ulasan singkat diatas ternyata banyak manfaat langsung dan tidak langsung Agnihotra tersebut. Dapat dijelaskan beberapa efek yang berkaitan langsung dengan diri pribadi, terutama kalau kita berpegang dengan pelaksanaan agnihotra tersebut. Tradisi kuno pengetahuan Veda menjelaskan manfaat yang didapatkan dari Agnihotra (Paranjpe, Homa Therapy, the last chance, 1989) Antara lain :
- Agnihotra membuat pelaksana yajna (yajamana) inteligensianya meningkat. Sel-sel otaknya berganti dengan yang baru. Terjadi penyegaran kulitnya, terjadi pembersihan pada darahnya. Bergairah dalam hidupnya.;
- Agnihotra dapat menetralkan serangan bakteri;
- Banyak energi positif dan energi kesehatan yang keluar dari pelaksanaan Agnihotra ini;
- Power kehidupan lahir dari api Agnihotra ini, hanya pada waktu itu dalam lingkaran tersebut ada banyak sekali kekuatan datang dari Agnihotra ini yang dapat merubah struktur dan formasi dari semua atom, sehingga semua substansi, bahan-bahan menjadi universal.
- Agnihotra seperti sebuah magic. Ia merupakan daya tarik yajamana, sehingga mencengkramnya dan kemudian dia kelihatan bersinar (tejas)
DAFTAR PUSTAKA
Ir. W. Nilon Batan, Jro. Mangku. Made Mudita, Dewa : “lebih Jauh tentang AGNIHOTRA”, pesraman liang galang.
March 27, 2011 at 21:28
Bukannya agnihotra sudah tidak diselenggarakan lagi di nusantara?
LikeLike
April 9, 2011 at 11:18
sampai sekarang masih kok pak….hampir di setiap komunitas Hindu masih melaksanakan upacara ini
LikeLike
April 13, 2016 at 13:12
siapa komunitas hindu yg melaksanakannya??
tolong jgn mengatasnamakan agama hindu
LikeLike
April 17, 2016 at 00:05
Umat Hindu sekarang banyak yg melakukan Agni Hotra, bahkan para Sulinggih juga sdh banyak yang menggelar upacara Agni Hotra
LikeLike
April 26, 2012 at 12:10
agni hotra ritual yg hilang kini mulai ditekuni >>>>> namaste
LikeLiked by 1 person
December 7, 2012 at 05:55
pak, napi sebenarnya makna dari upacara agnihotra? apakah ada dampak negatifnya jika kita tidak melakukan upacara agnihotra tersebut? lalu bagaimana sebenarnya sejarah agnihotra tersebut?
LikeLike
February 6, 2013 at 23:09
Setiap upacara agama yg dilakukan penuh bhakti akan mendatangkan pahala bukti dan mukti (kebahagiaan lahir-batin).
Sama seperti halnya upacara lain yg sudah kita lakukan dgn rutin. Jika tidak dilakukan terasa ada yg kurang.
Suksma
LikeLike
February 2, 2013 at 10:24
Saya sering mengikuti upacara ini, sangat bagus.
Tapi terkadang umat hindhu sudah banyak yang melupakan upacara ini dan merasa heran jika melihat upacara spt ini.
Suksma
LikeLike
February 6, 2013 at 23:24
Om Swastyastu
Belakangan ini kegiatan Agni Hotra sudah mulai diminati dan dilaksanakan oleh umat. Walau memang masih ada yang belum bisa menerima, krn dianggap import. Adalah tugas kita semua menggalakkan dan mensosialisasikan betapa bermanfaatnya upacara suci ini, yang jelas bersumber dari Veda.
Suksma
LikeLike
March 20, 2013 at 17:00
apakah benar veda di bali berwujud banten? bagaimana menurut bapak?
LikeLike
April 15, 2013 at 08:58
Salah satu cara membabarkan Veda adalah melalui Bebantenan
LikeLike
July 21, 2013 at 16:24
Kali di bali di mana pusatnya Agni Horta?
LikeLike
July 22, 2013 at 16:32
Kalau terpusat tidsk ada…namun pelaksanaannya sudah banyak bisa kita jumpai…baik yg dilaksanakan di pura, ashram maupun rumah2….
LikeLike
August 14, 2013 at 21:02
walau saya belum paham/yakin benar tentang agni hotra tetapi dulu di papua pernah mengikuti dan itupun pada saat saya mau pindah tugas dari papua, dan ternyata kepindahan saya ke lampung tidak mengalami kendala yang berarti..apakah itu salah satu manfaat dari agni hotra?
LikeLike
August 15, 2013 at 09:15
Om Swastyastu
Terima kasih sudah hadir di blog saya @sdr Candani.
Setiap upacara yg dilakukan penuh bhakti-pasti akan membawa manfaat positif pada diri kita. Demikian pula Agni Hotra akan memberikan Siddhi-Bukti-dan Mukti kepada pelaksananya….
Rahayu
LikeLike
October 24, 2013 at 10:30
Saya berpikir dan sepakat untuk mengingat kembali pada leluhur kita bahwa di Bali upacara Agni Hotra atau Agni Homa pernah di laksanakan dan sapatutnya kita meneruskan karena manfaatnya begitu besar dalam melengkapi atau menyempurnakan segala upacara yadnya. Dan saya sendiri sudah melaksanakan upacara Agni Hotra di daerah kami Karangasem yg dipandu oleh Jro Mangku Mahendra di mana beliu mendalami Weda beberapa tahun di Hindia.
LikeLiked by 1 person
October 25, 2013 at 22:44
Om Swastyastu
Suksma sudah singgah di pondok sederhana niki.
Sebagai saripati dari sistem pemujaan dan persembahan…Homa Yajna penting terus diinfokan kepada umat.
Om Santih Santih Santih Om
LikeLike
April 5, 2014 at 09:22
Mohon penjelasan tentang hubungan agni hotra dengan filosofi hindu Bali yang berkaitan dengan upakara yaitu “pasepan” atau pun ngunggahan dupa lan pasepan saat upacara?
LikeLike
April 7, 2014 at 05:11
Om Swastyastu
dalam pemaknaan secara maknawi baik agni hotra, peasepan dan ngunggahan dupa memiliki fungsi yang sama yakni sebagi pendetanya upacara dan sebagai saksi upacara tersebut. Hanya saja pelaksanaan agni hotra berpusat pada kunda apinya, sementara peasepan dan dupa tidak dijadikan sbg pusat upacara….karena pusatnya adalah upkara dan pelinggih.
LikeLike
June 9, 2014 at 16:38
Mohon penjelasan kalau agnihotra bersuimber dari weda kenapa tidak disosialisasikan oleh PHDI Pusat ? satu hal lagi siapakah yang berhak memimpin upacara ini dan sarana apa yang diperlukan ? terima kasih
LikeLike
June 9, 2014 at 19:10
Om Swastyastu
Saya kira PHDI melalui pengurusnya sudah mensosialisasikan….buktinya para Sulinggih yang ada di Sabha Pandita sering menggelar Upacara Agni Hotra niki.
Yang berwenang memimpin Agni Hotra (Hotri) adalah para Pinandita/Pemangku/Wasi, Pandita/Sulinggih.
Secara umum sarana yang diperlukan untuk Agni Hotra:
1. Tungku sebagai kunda tempat apinya
2. Kayu kering (bukan kayu bekas pakai)
3. Biji-bijian, spt gabah, kacang2an, dan rempah2.
4. Banten sedapatnya, semisal: pejati
5. Bunga
6. Minyak kelapa
7. Susu
8. Ghee (minyak susu)
9. Yogurt
10. Gula merah
11. Madu
12. Dupa
13. Air/toya anyar.
LikeLiked by 1 person
July 17, 2014 at 23:06
Setelah mengenal agnihotra,,,,
Apakh harus meninggalkan siwasidanta yg dri kecil kita gunakan,,,
Di kalimantan tempat saya tinggal,malah menjafi perpecahan antar umat beragama hindu dengan datangnya ajaran agnihotra,,,apakah pantas agnihotra di katakan bagus?
LikeLike
August 22, 2014 at 09:46
Pelaksanaan Agni Hotra sejatinya juga dilakukan oleh mereka yang mengaku sbg pengikut Siwa Siddhanta. Jadi pelaksanaannya tak mesti harus meninggalkan tradisi yg sudah ada di masyarakat. Agni hotra bukan ritual baru dalam hindu,
Utk menghindari perpecahan….sebaiknya diberikan informasinyang benar kepada masyarakat. Agni hotra bukan ritual sektarian.
Om Santih Santih Santih Om
LikeLike
August 10, 2014 at 20:36
Kapan agni hotra itu dilakukan ??? Apakah setiap purnama tilem atau bagaimana atau setiap hari…
LikeLike
August 22, 2014 at 09:41
Om Swastyastu
Agni hotra dapat dilakukan kapan saja, terutama saat-saat pertemuan sandhya: pagi, siang, sore.
Namun jika tidak memungkinkan bs dilaksanakan pada waktu2 tertentu yang dipandang baik, spt purnama, tilem, galungan, saat otonan, melaspas rumah..dsb
LikeLike
October 22, 2014 at 12:35
Hari Om
Jero sy ingin melaksanakan agni hotra di Sengkidu Karangasem, untuk melayani ibu dan lingkungan, mohon info hotri yang terdekat! Suksma
LikeLike
September 3, 2015 at 11:51
om swastiastu,
sya mau tanya, kapan kita harus melakukan upacara agnihotra ini,?
apa ada penentuan hari yang baik untuk melakukan upacara ini, seperti layak nya upacara” yang lain, suksema guru
LikeLike
September 7, 2015 at 13:14
Pelaksanaan Agni Hotra ada yang mengikuti dawuh…sandyopasana….yakni pada saat pagi, siang, sore dan tengah malam.
Ada juga yg dilaksanakan saat acara2 tertentu, spt saat upacara perkawinan, melaspas, mecaru..dsb
LikeLike
November 17, 2015 at 15:01
om swastyastu,klo boleh tahu kapan pertama kali agnihotra dibali dilaksanankan oleh leluhur orang bali??dan knp tdk diteruskan dari dulu??suksma
LikeLike
November 21, 2015 at 20:45
Agni Hotra dilakukan dibali sejak pertama Kali Hindu ada di Bali…..sampai sekarang agni hotra masih dilaksanakan…
LikeLike
March 11, 2016 at 19:25
[…] Agni Hotra (Selayang Pandang) […]
LikeLike
May 10, 2016 at 14:50
jero mangku apa perbedaannya Agni Hotra versi Hindu Indonesia/Bali dengan Versi India ?
LikeLike
May 13, 2016 at 19:34
Versi India lebih menekankan pada Mantram-Mantram Purusa Sukta.
Homa Yadnya di Bali, sudah ber-arkulturasi dengan budaya Hindu Nusantara, sehingga banyak akan kita temukan Mantram-mantram dengan Bahasa Sanskerta Nusantara.
Sarana yang digunakanpun ada perbedaan
LikeLike
August 26, 2016 at 19:33
masih belum terang tiang pahami dengan membaca sekali hanya mendapatkan kesan pemujaan terhadap Dewa Agni jadi seperti masih sangat terbatas capaiannya. kalau upacara agama hindu bali lebih detail dan tentu lengkap serta jelas tujuannya. upacara besar dewa yadnya jelas terasa 3 Dewa yg dituju dan Sang Hyang Widhi yang tunggal sebagai puncak persembahan. homa ini belum menyentuh seluruh strata alam dewa dan Tuhan…. mungkin perlu saya pelajari lagi. Om Santih
LikeLike
August 31, 2016 at 14:48
Sejatinya dalam Pemujaan Api juga memuja Istadevata yang lain termasuk juga leluhur, dan tentunya Hyang Widhi sbg azas tertinggi….yakni dengan menyebut OM
LikeLike
July 30, 2018 at 00:46
dimana saya bisa belajar agni hotra ini di bali?
LikeLike
July 30, 2018 at 07:09
Bisa belajar di yayasan weda posha a
LikeLike
July 30, 2018 at 07:10
Yayasan Weda Poshana
LikeLike
August 16, 2018 at 16:01
Om swastyastu jero. Tiyang tinggal di pedesaan di daerah sumatera selatan, yang ingin tiyang tanyakan apakah bisa melakukan upacara agni hotra sendiri di rumah tanpa adanya pinandita/mangku/wasi/hotri jero? Suksme antuk penjelasannya
https://polldaddy.com/js/rating/rating.js
https://polldaddy.com/js/rating/rating.js
https://polldaddy.com/js/rating/rating.js
https://polldaddy.com/js/rating/rating.js
LikeLike
August 19, 2018 at 21:16
Sangat bisa…..setiap kepala keluarga bisa menjadi pemimpin Agni Hotra
LikeLike
March 21, 2019 at 10:38
Bukan nya di bali sudah ada ‘adat’ nya masing” Di dlam suatu pelaksanaan upacara nya ya?
Tp kembali ke pribadi masing” Sbnarnya.. Klo emnk ada adat nya sperti itu, ya udh..
Tp klo ga, jgn coba” Bwt nambah”n.. Skedar opini ☺
LikeLike